Setiap pekerjaan memiliki tantangan tersendiri, terutama bagi mereka yang banyak menghabiskan waktu di lapangan atau harus tetap aktif bergerak dalam jangka waktu lama. Kondisi ini dikenal dengan istilah 3K: Kram, Kebas, dan Kesemutan, yang bisa muncul akibat kelelahan otot, posisi tubuh yang kurang ergonomis, atau aktivitas fisik yang berulang. Akibatnya, produktivitas kita bisa terganggu. Khususnya untuk beberapa profesi yang memiliki risiko lebih tinggi mengalami keluhan 3K dalam keseharian mereka seperti di bawah ini.
1. Fotografer
Tugas fotografer seringkali membuat mereka harus berdiri berjam-jam, menunduk, jongkok, bahkan membawa perlengkapan berat. Posisi tubuh yang tidak selalu ideal dan beban kamera yang cukup besar dapat memicu kram pada bahu, punggung, hingga lengan. Jika dibiarkan, kebas dan kesemutan juga bisa muncul akibat tekanan berlebih pada saraf.
2. Pramugari
Di balik senyumnya saat melayani penumpang, seorang pramugari harus tahan berdiri lama di kabin, berjalan bolak-balik di ruang terbatas, serta menghadapi perubahan tekanan udara. Aktivitas ini membuat kaki rentan kram, terutama saat penerbangan panjang. Rasa kebas atau kesemutan di kaki juga kerap dirasakan akibat sirkulasi darah yang terhambat.
3. Engineer Lapangan
Seorang engineer di proyek lapangan sering berhadapan dengan situasi penuh gerak, seperti naik-turun tangga, mengangkat peralatan, hingga bekerja di area yang menuntut posisi tubuh tertentu. Aktivitas fisik yang intens ini meningkatkan risiko otot cepat lelah, menimbulkan kram, dan bahkan kebas bila dilakukan terus menerus tanpa istirahat cukup.
4. Chef
Bekerja di dapur bukan hanya soal memasak. Seorang chef harus berdiri lama, bergerak cepat, serta mengangkat peralatan dapur besar atau bahan masakan berat. Lingkungan panas juga bisa memperparah kelelahan otot, sehingga kram pada kaki maupun tangan jadi sering terjadi. Dalam jangka panjang, kebas atau kesemutan bisa timbul bila tubuh tidak diberi waktu pemulihan.
Selain profesi di atas, banyak pekerjaan lapangan seperti teknisi, jurnalis lapangan, hingga pekerja konstruksi juga memiliki risiko tinggi mengalami nyeri dan 3K. Faktor kelelahan fisik, posisi kerja yang tidak ergonomis, dan minimnya waktu istirahat menjadi pemicu utama.
Jangan Biarkan Nyeri dan 3K Menghalangi Produktivitas
Meski melelahkan, banyak orang menjalankan profesinya dengan dedikasi penuh. Sayangnya, keluhan seperti nyeri disertai kram, kebas, dan kesemutan bisa menjadi penghalang untuk tampil all out dalam bekerja. Padahal, dengan penanganan yang tepat, tubuh bisa kembali bertenaga sehingga produktivitas tetap terjaga.
Menurut National Institutes of Health, kram otot umumnya terjadi karena kelelahan, aktivitas fisik yang intens, hingga gangguan sirkulasi. Sementara itu, Mayo Clinic menjelaskan bahwa kebas dan kesemutan sering disebabkan oleh tekanan pada saraf atau sirkulasi darah yang terhambat. Untuk mengatasinya, Anda bisa mencoba beberapa solusi berikut:
• Rutin melakukan peregangan sebelum, saat, dan setelah bekerja untuk melancarkan peredaran darah.
• Menjaga hidrasi tubuh dengan minum cukup air agar otot tidak mudah tegang.
• Mengatur posisi tubuh agar lebih ergonomis sesuai aktivitas.
• Mengonsumsi makanan bergizi seimbang untuk mendukung kesehatan otot dan saraf.
• Menggunakan pereda nyeri yang mengandung Ibuprofen dan Vitamin Neurotropik. Kombinasi ini efektif meredakan nyeri sekaligus membantu memperbaiki fungsi saraf, sehingga tubuh bisa kembali beraktivitas tanpa terganggu rasa nyeri yang disertai 3K.
Dengan langkah tepat, para pekerja lapangan dapat tetap produktif, nyaman, dan terhindar dari gangguan nyeri dan 3K yang menghambat performa sehari-hari.
Artikel Lainnya: Sudah Cukup Istirahat, tapi Badan Pegal-Pegal Terus? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Referensi
National Institutes of Health. Muscle
Cramps and Neuropathy. https://www.ninds.nih.gov
Mayo Clinic. Numbness and Tingling Causes. https://www.mayoclinic.org
