Di zaman serba digital seperti saat ini, gadget tentu memiliki peranan yang sangat penting, baik dalam dunia pekerjaan maupun hobi. Maka tak heran juga jika kebiasaan menggunakan gadget menyebabkan tangan menjadi kram dan kesemutan. Namun tak perlu bingung, cara mengatasi tangan kram berikut ini bisa langsung Anda lakukan saat kram melanda.
Hentikan Aktivitas
Cara mengatasi tangan kram akibat bermain gadget adalah dengan menghentikan aktivitas tersebut dan segera mengubah posisi tubuh. Salah satu penyebab tangan kram adalah tertekannya saraf dan ketegangan otot, akibat postur tubuh yang kurang baik. Ada banyak aktivitas ataupun kebiasaan yang tanpa sadar dapat membuat saraf di bagian tangan tertekan, seperti menulis, mengetik, membawa barang berat, tertindih sewaktu tidur, hingga terlalu lama bermain gadget. Untuk mengatasi kram yang melanda, segera hentikan dan beri jeda waktu sebelum kembali beraktivitas. Anda juga bisa memberikan pijatan lembut dan coba gerakkan pergelangan tangan atau jari tangan secara perlahan.
Kompres dingin atau hangat
Cara selanjutnya adalah dengan mengompres bagian tangan yang terasa kram. Mengompres tangan yang kram, kebas, dan kesemutan dengan kompres dingin maupun hangat secara bergantian, dapat membantu meredakan peradangan tersebut.
Terapi Fisik
Jika kram ini terjadi berulangkali, terapi fisik dapat dilakukan untuk membantu menambah kekuatan otot yang mengelilingi saraf yang rusak atau meradang. Terapi fisik inipun bisa Anda lakukan di rumah, misalnya dengan melakukan gerakan meremas stress ball atau dengan gerakan mengepalkan tangan kemudian melepaskannya.
Selain dengan melakukan beberapa cara mengatasi tangan kram di atas, Anda juga bisa mengonsumsi suplemen tambahan yang mengandung vitamin neurotropik yang sangat baik untuk menjaga kesehatan otot dan saraf tubuh. Biasanya, vitamin neurotropik ini mengandung Ibuprofen, vitamin B1, B6, dan B12 yang dapat menjaga kesehatan saraf agar tidak mudah kram dan kesemutan. Jika kram tak kunjung membaik dalam tiga hari, segera periksakan kondisi Anda pada dokter, ya!
Baca Juga: Pegal Linu dan Nyeri Otot Setelah Push Up, Berbahayakah?
