blog 1

ARTIKEL

Pernah dengar soal saraf kejepit? Ternyata, kondisi ini tidak boleh disepelekan dan sebisa mungkin harus dihindari. Yuk, kenali bahaya saraf kejepit dan Cara Menghindarinya!

Mengenal Bahaya Saraf kejepit dan Cara Menghindarinya

Pernah dengar soal ‘saraf kejepit’? Keluhan ini memang cukup familiar. Dalam dunia medis, kondisi ini disebut dengan istilah Hernia nukleus pulposus (HNP), kondisi ketika bantalan ruas tulang belakang bergeser dan menekan saraf tulang belakang.. Ternyata, kondisi ini tidak boleh disepelekan dan sebisa mungkin harus dihindari. Yuk, kenali bahaya ‘saraf kejepit’ dan Cara Menghindarinya!

HNP atau saraf kejepit memang banyak dialami orang dan dapat sembuh dengan sendirinya. Namun pada sebagian kasus, nyeri yang dirasakan bisa terjadi hingga berbulan-bulan sehingga pelru ditangani lebih lanjut oleh dokter sesuai dengan tingkat keparahan gejala pada pasien. Hal ini disebabkan terjadi karena melemahnya jaringan di bantalan tulang belakang. Hal ini wajar terjadi seiring bertambahnya usia, kelenturan bantalan tulang belakang akan berkurang sehingga rentan terhadap cedera. Namun, adapula kasus ‘saraf kejepit’ yang terjadi karena cedera akibat terjatuh atau benturan pada tulang belakang yang menyebabkan tulang belakang bergeser (spondylolisthesis).

Jika bantalan yang bergeser tidak sampai menjepit saraf, penderita mungkin hanya merasakan sakit punggung ringan atau bahkan tidak merasakan sakit sama sekali. Namun, bila hernia menekan atau menjepit saraf tulang belakang, gejala yang akan muncul tergantung pada lokasi dan banyaknya saraf yang terjepit. Gejala yang dialami penderita ‘saraf kejepit’ dapat menyebabkan sakit punggung kiri, kanan, atau keduanya, yang menjalar hingga ke paha atau kaki. Bukan hanya rasa nyeri, pegal, dan kaku, ‘saraf kejepit’ yang terjadi di bagian tulang ekor bahkan dapat menyebakan penderitanya sangat kesakitan saat bergerak serta sulit menahan buang air kecil.

Cara mencegah dan mengatasi ‘saraf kejepit’

‘Saraf kejepit’ yang disebabkan oleh penuaan maupun cedera saat aktivitas memang sulit dihindari. Namun sebenarnya Anda bisa memperkecil risiko ‘saraf kejepit’ dengan cara berikut ini:

1.Perbaiki postur duduk dan berdiri

Posisi duduk dan berdiri tegap merupakan postur yang baik. Saat Anda menggunakan postur yang benar, maka tulang punggung akan memiliki bentuk yang baik juga. Sesuaikan  kenyamanan tulang punggung Anda dengan mengubah posisi duduk, melakukan peregangan, atau berjalan sejenak.

2.Banyak Beristirahat

Jika Anda merasa capek, beristirahatlah. Saat kita tidur, tubuh akan memperbaiki dirinya sendiri, sehingga gejala saraf kejepit dapat diatasi dengan sendirinya. Hindari menggunakan bagian tubuh yanhg mengalami saraf kejepit dengan berlebihan dan pilih posisi tidur yang tidak memberi tekanan berlebihan pada bagian yang sakit.

3.Berhati-Hati saat Mengangkat Beban Berat

Jangan sampai salah posisi saat mengangkat beban berat. Hindari posisi membungkuk, agar bobot tidak sepenuhnya menjadi tanggungan tulang punggung. Sebaiknya ambil posisi berjongkok dan tegakkan punggung sebelum mengangkat beban berat.

4.Menjaga Berat Badan Ideal

Obesitas menjadi salah satu faktor pemicu terjadinya hernia nukleus pulposus (HNP) pada seseorang. Saat kelebihan berat badan, saraf di tulang punggung rentan terjepit karena tekanan berat badan yang berlebihan. Usahakan menjaga berat badan Anda dengan menjalani pola hidup yang sehat.

5.Berhenti Merokok Sekarang Juga

Merokok akan membuat karbon monoksida dan nikotin masuk ke dalam aliran darah dan jaringan tubuh. Jika dibiarkan berlarut-larut, maka dapat meracuni dan mengganggu kemampuan bantalan tulang punggung, sehingga menyebabkan tulang tersebut kering, berkurang elastisitasnya, dan menjadi rusak. Akibatnya Anda bisa megalami saraf kejepit.

Nah, itulah cara mencegah saraf kejepit. Apabila Anda mengalami gejala ringan, cobalah untuk beristirahat dan kurangi rasa sakit dengan obat pereda nyeri. Namun apabila nyeri tak kunjung membaik, segera temui dokter. Biasanya dokter akan merekomendasikan sejumlah tindakan perawatan mulai dari kompres hangat atau dingin, fisioterapi, hingga pembedahan tergantung dengan tingkat keparahan yang Anda alami.

SHARE ON :